Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laravel Tutorial #1 - Konfigurasi dan Pengenalan

Tutorial Laravel #1 Konfigurasi dan Pengenalan

Pengenalan dan Konfigurasi Laravel - Website semakin lama menjadi kebutuhan bagi perorangan, kelompok, ataupun pelaku usaha. Karena banyaknya kebutuhan inilah, kemampuan website terus di kembangkan seiring berjalannya waktu.

Apabila kita lihat pertama kali ketika website muncul di tahun 1991, website tersebut hanya berjenis statis (Static Website). Yang mana, website jenis ini, pengunjung hanya dapat melihat informasi saja dan tidak dapat interaksi dengan website tersebut.

Nah, apabila kita kembali ke tahun 2020. Kita dapat melihat website yang kita kenal berbeda sangat jauh dengan website di awal - awal kemunculannya. Mulai dari, fitur, desain, user experience, basis data, dan sebagainya.

Karena semakin lama permintaan website yang kompleks juga semakin banyak, maka disinilah peran framework. Contohnya, framework laravel yang sangat populer dikalangan web developer.

Adanya framework ini memungkinkan web developer dalam membangun sebuah aplikasi web menjadi lebih cepat dan efisien. Lalu, apa itu framework laravel? Simak poin di bawah ini.

Pengenalan Framework Laravel


Materi pertama kita adalah berkenalan dengan framework laravel atau kerangka kerja yang akan kita gunakan dan konfigurasi dasar pada framework laravel tersebut.

Laravel merupakan framework php yang bersifat open source yang menggunakan konsep atau arsitektur MVC (Model View Controller) dan lisensi dari framework ini menggunakan MIT. Framework laravel ini pertama kali rilis pada juni 2011 dan dikembangkan oleh Taylor Otwell. (Sumber: Wikipedia)

Pada dasarnya, ketika teman - teman hendak membangun sebuah sistem atau aplikasi terutama berbasis web, teman - teman akan menghadapi proses yang cukup kompleks. 

Sederhananya, kita akan membuat alur proses bagaimana aplikasi akan bekerja. Apabila dijabarkan lebih dalam, maka kita akan melihat bagaimana keamanan aplikasi atau sistem yang akan kita buat dan fitur - fitur apa saja yang ada pada sistem tersebut. 

Selain itu, setelah teman - teman membuat diagram alur proses aplikasi, tentu teman - teman akan melakukan implementasi dengan menulis baris kode.

Ketika teman - teman menulis baris kode, fokus adalah hal yang utama. Karena, kita harus memperhatika baris kode yang tulis, sedikit saja ada kesalahan dalam penulisan atau syntax yang tidak sesuai. Output yang akan di hasilkan adalah error.

Tetapi, ini wajar dan masalah ini tentu di alami oleh semua programmer.

Nah, dengan menggunakan framework kita tidak perlu menulis banyak baris kode. Terkadang apabila kita menuliskan 1 baris kode saja sudah dapat menjalankan beberapa fungsi.

Tutorial Laravel Indonesia

Contohnya baris kode di atas pada laravel, berfungsi untuk mewakili pengguna yang melakukan request dengan menampilkan seluruh data pada database melalui model User

Yang mana apabila kita menulis baris kode menggunakan php native, tentu kita akan menuliskan query yang cukup panjang ditambah kita juga harus memberikan perintah eksekusi query. Belum lagi, kita 

Maka dari itu, tujuan framework adalah mempermudah developer dalam membangun sebuah sistem ataupun mengembangkan. 

Keuntungan Menggunakan Framework


Keuntungan menggunakan framework juga banyak, dibawah ini adalah keuntungan yang kita dapatkan apabila membangun sebuah aplikasi atau sistem menggunakan framework.
  • Memiliki dukungan yang luas.
  • Memiliki dukungan library yang banyak.
  • Keamanan lebih terjamin.
  • Menghemat waktu lebih banyak.
  • Testing dan debugging kode lebih mudah.
Itulah beberapa keuntungan yang akan kita dapatkan apabila ketika kita membangun sebuah aplikasi web menggunakan framewok.

Konfigurasi Dasar Laravel


Sebelum melakukan konfigurasi tentu kita harus memiliki project laravel terlebih dahulu. Apabila kalian belum memiliki project laravel, kalian harus menginstall laravel terlebih dahulu.

Sebelumnya, admin krafido pernah membuat artikel mengenai cara install laravel dengan mudah dan cepat di Windows 10. Jadi, admin tidak akan membahas mengenai bagaimana cara install laravel. 

Tetapi, apabila kalian menggunakan linux. Kalian dapat mengunjungi halaman dokumentasi laravel, untuk melihat bagaimana cara membuat project laravel dengan composer ataupun laravel project.

Nah, sampai sini admin menganggap kalian sudah memiliki project laravel ya.

Laravel Project Directory

Setup Environment Laravel

Teman - teman dapat menggunakan IDE manapun, kalau admin pribadi sering menggunakan IDE Visual Studio Code, kalau teman - teman ingin menggunakan VS Code teman - teman dapat mengunduhnya di halaman resmi VS Code.

Nah, jika sudah kita buka projectnya dan buka file .env. File enviroment ini berisi mengenai konfigurasi dasar API, seperti redis, mysql, pusher, cache, broadcast driver, dan lain - lain. Jadi, konfigurasi environment ini sangat penting ya. 

Karena, apabila kalian lupa atau tidak melakukan konfigurasi pada file ini. Kalian tidak dapat menghubungkan projek kalian dengan database atau lainnya. Contohnya file environment bisa kalian lihat di bawah.

Setup Environment Laravel


Oh iya, pastikan kalian juga sudah mempunyai database server dan database yang akan digunakan untuk menyimpan data. Laravel mendukung 2 database server, yaitu MySQL dan Redis.

Kita akan mempelajari Redis Server next time ya, admin pernah mencoba menggunakan redis server sebagai database. 

Menurut admin, redis server cukup cepat dan ringan serta redis berbeda ya dengan MySQL. Karena redis bukan RDBMS (Relational Database Managemen System) tetapi redis menggunakan konsep key-value untuk menyimpan data.

Itulah sedikit tentang redis apabila kalian belum tau, apa itu redis.

Disini admin menggunakan MySQL server sebagai basis data dan contoh pada materi framework laravel kali ini.

Konfigurasi Database


Konfigurasi Database Laravel

Pada kotak berwarna Merah adalah konfigurasi untuk menghubungkan antara laravel dengan database mysql.
  • DB_HOST bisa kalian isi dengan alamat database server kalian. Karena pada materi kali ini kita menjalankan laravel secara lokal. Maka kita isi 127.0.0.1 atau ip loopback.
  • DB_PORT bisa kalian isi sesuai dengan port database server kalian. Default dari port MySQL adal 3306.
  • DB_DATABASE adalah nama database yang akan digunakan untuk menyimpan data kalian. Admin sudah membuat database bernama lara8 di database server admin sendiri.
  • DB_USERNAME adalah username yang digunakan untuk mengakses database server.
  • DB_PASSWORD adalah password yang digunakan unttuk mengakses database server.
Nah kalau di kotak berwarna Biru adalah konfigurasi untuk menghubungkan antara laravel dengan redis. Konfigurasinya sederhana, hanya membutuhkan password server redis, alamat server redis, dan port yang digunakan redis server.

Konfigurasi Pusher Laravel

Kalau kotak berwarna Kuning adalah untuk konfigurasi projek laravel kita dengan pusher. Nah, apabila kalian belum tau apa itu pusher. Admin akan menjelaskan sedikit saja mengenai pusher.

Jadi, pusher adalah semacam library yang digunakan untuk membuat real time application. Contohnya, membangun aplikasi chatting, sistem notifikasi, real time chart, dan sebagainya. Kalian dapat menggunakan pusher, umumnya pusher ini gratis akan tetapi fiturnya terbatas.

Oke, konfigurasi environment dan berkenalan sudah ya. Sejauh ini, sudah selesai konfigurasi environmentnya.

Kesimpulan

Laravel merupakan framework yang dikembangkan oleh Taylor Otwell dan di rilis pertama kali pada bulan juni tahun 2011. Laravel ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan arsitektur atau konsep MVC (Model View Controller). 

Sebelum memulai menulis kode pada laravel, kita harus memiliki database server. Setelah itu, baru melakukan konfigurasi environment yang kita butuhkan. Seperti, menyesuaikan konfigurasi environment dengan database kita atau menggunakan pusher.

Selain MySQL laravel juga mendukung redis server yang mana, membuat laravel menjadi lebih bervariasi lagi pada basis data yang ditawarkan.

Posting Komentar untuk "Laravel Tutorial #1 - Konfigurasi dan Pengenalan"